Empat orang gugur dan puluhan yang lain mengalami kecederaan di dalam pertempuran yang berlaku diantara pendukung bekas Presiden Mohamed Morsi dengan mereka yang anti-Morsi.
Sebaik selesai solat Jumaat waktu tempatan (4/10), ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin (IM) berbondong-bondong menuju Bundaran Tahrir untuk memprotes tentera yang telah menggulingkan Morsi. Menghadapi aksi ini, polis telah menembak gas pemedih mata dan memberikan tembakan amaran bagi membubarkan para demonstran.
Sebagaimana disiarkan oleh MENA (Sabtu, 5/10), Jurubicara Kementerian Dalam Negeri Mesir, Sayed Shafiq, mengatakan, seorang pemuda anggota Ikhwanul Muslimin terbunuh ditembak di Jalan Qaser Aani, tidak jauh dari Bundaran Tahrir. Sementara tiga yang lain terkorban di Jalan Ibnu Sinder di daerah Heliopolis, Kaherah berdekatan dengan istana presiden.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang tentera dan Menteri Pertahanan Abdel Fattah Al Sisi yang memimpin kudeta menumbangkan Morsi.
Menurut laporan Al-Jazeera, pihak keselamatan telah mengepung Bundaran Tahrir dnegan kereta kebal dan pagar berduri dimana para demontsran pro-Morsi terus meneriakkan "turun segera wahai pembunuh" - yang merujuk kepada Abdel Fatah Al-Sisi.
Golongan liberal/sekular yang menyokong pihak tentera pula melakukan tembakan dan membaling batu.
Demonstrasi yang diadakan oleh Gabungan Nasional Mendokong Legitimasi yang majoriti anggotanya berasal dari Ikhwanul Muslimin ini akan terus menyerukan protes di Bundaran Tahrir Square sehingga kedudukan Morsi dikembalikan.
Di dalam perkembangan berkaitan, Setiausaha Agong Pertubuhan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan di atas peningkatan ketegangan di Mesir setelah berlaku tragedi berdarah di Kaherah.
Ban menyerukan pentingnya demonstrasi aman, menghormati kebebasan berpersatuan dan komitmen kepada anti-kekerasan, demikian kata juru bicara PBB Martin Nesirky.
"Setiausaha Agong PBB terus menekankan perlunya diberikan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia, termasuk mereka yang ditahan dalam penjara, dan peraturan undang-undang sebagai dasar untuk peralihan yang berlangsung secara damai dan demokrasi," kata Nesirky.
0 comments:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.